.
Banyak
sekali tempat bersejarah di Bintan yang belum kita ketahui tentang
sejarah di daerah kepulawan Riau atupun tempat yang belum terekspos. Saat kami
mengunjungi wisata mangrove, ternyata ada hal yang lebih menarik di
sana. Di tempat ini merupakan salah satu perjalanan sejarah Kerajaan
Kepulawan Riau. Pemerintah setempat sengaja memadukan antara wisata
mangrove dengan wisata tempat bersejarah, Agar para pengunjung dapat
menikmati wisata kedua duanya. Bagi Anda ingin mengunjungi tempat bersejarah ini dapat dengan menggunakan kendaraan darat. Lokasi ini terletak di jalan mau ke Sengarang (sebelum senggarang), tepatnya jalan masuk ke Kantor Kejaksaan Agung Tanjungpinang. Jalan menuju ke sana sebagian masih tanah belum beraspal, dan nantinya merupakan jalan akses utama apabila Jembatan yang ada pada gambar telah siap di kerjakan. Bagi anda yang kurang mengerti daerah tersebut, kami siap membantu anda dalam memberi bantuan dan informasi. Dan bagi anda yang ingin memberikan masukan kami persilakan.
ALKISAH
Dari Johor, Kerajaan Melayu kemudian berpusat di Hulu Sungai
Carang, kemudian di sebut pula dengan nama Sungai Riau. Di pusat Kerajaan
Riau-Johor-Pahang itulah, Bermula Kecemerlangan dalam pemerintah, dunia ilmu
pengetahuan dan keagamaan. Tak kala Raja Ibrahim yang bergelar Sultan Ibrahim Syah
I menjadi Sultan Johor, maka ditugaskan Tun Abdul Jamil membuka dan membangun
Hulu Sungai Carang dalam tahun 1672 M. Daerah baru itu kemudian berubah nama
menjadi Hulu Riau Dan Kerajaan Johor pun disebut juga Riau Johor. Selanjutnya
dikenal dengan sebutan
Riau-Johor-Pahang-Lingga. Dalam perjalanan Kerajaan, akibat kekuasaan maka perebutan
tahta selalu terjadi. Sampai pada kisah, Raja Kecil merebut tahta dan kemudian
Tengku Sulaiman meminta bantuan dengan lima Bangsawan asal Luwu, Sulawesi. Dan
pada tanggal 4 Oktober 1722 Tengku
Sulaiman dilantik menjadi Sultan Riau Bergelar Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah.
Puing-puing bangunan pusat Kerajaan kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga di
sungai Carang, Hulu Riau masih ada dan termasuk peninggalan sejarah. Bangunan
seperti tembok , makam dan batu, nisan
masih terdapat di sana. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan menggunakan
kapal dan 20 menit dengan menggunakan mobil kota Tanjungpinang. Disini
terdapat Makam Yang Dipertuan Muda (Raja) Riau I Daeng Marewah, Yang Dipertuan Muda Riau II Daeng Celak dan Yang
Tanjungpinang. Disini terdapat Makam Yang Dipertuan Muda (Raja) Riau I Daeng
Marewah, Yangg Dipertuan Muda Riau II Daeng Celak dan Yang Dipertuan Muda Riau
III Daeng Kemboja